ASEAN Dorong Damai Myanmar, Perkuat Kerja Sama Kawasan

Admin

28/05/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada hari Senin, 26 Mei 2025, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Bapak Sugiono, menyampaikan bahwa para pemimpin negara anggota ASEAN telah secara mendalam membahas perkembangan situasi terkini di Myanmar. Perhatian utama tertuju pada langkah-langkah strategis yang perlu diambil ke depannya.

Menurut pernyataan beliau, Indonesia secara aktif mendorong implementasi langkah-langkah konkret yang bertujuan untuk menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung di Myanmar, serta berupaya memperkuat kerja sama di seluruh kawasan.

"Upaya ini dilakukan dalam rangka mencari solusi terhadap konflik yang terjadi di sana, serta memfokuskan perhatian pada bagaimana kawasan ASEAN secara kolektif menghadapi dinamika perubahan dan situasi geoekonomi global yang terus berkembang," urai Bapak Sugiono seusai menghadiri KTT ke-46 ASEAN, seperti yang dilansir dari siaran pers yang diterima pada hari Selasa (27/5/2025).

Selain berpartisipasi dalam serangkaian pertemuan penting dalam KTT tersebut, Presiden Prabowo juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Republik Demokratik Rakyat Laos, Bapak Sonexay Siphandone, serta PM Singapura, Bapak Lawrence Wong. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menekankan betapa krusialnya peningkatan kerja sama, terutama dalam sektor ekonomi yang strategis.

"Dalam diskusi yang berlangsung selama kedua pertemuan bilateral tersebut, beliau menyampaikan pandangan bahwa diperlukan adanya penguatan hubungan kerja sama, khususnya dalam sektor-sektor ekonomi yang vital. Hal ini bertujuan agar apa yang telah disampaikan pada saat KTT, khususnya dalam sesi pleno, dapat diimplementasikan secara nyata dan konkret," jelas Bapak Sugiono.

Beliau melanjutkan bahwa rangkaian kegiatan KTT ASEAN akan terus berlanjut pada hari kedua dengan agenda-agenda penting lainnya, yang dijadwalkan pada hari Selasa (27/5/2025). Salah satu agenda utama adalah pertemuan antara ASEAN dengan Gulf Cooperation Council (GCC).

"Selanjutnya, akan diadakan pertemuan antara ASEAN, GCC, dan juga China. Jadwal pada hari esok masih cukup padat dengan berbagai agenda penting," imbuh Bapak Sugiono.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah secara terbuka mengusulkan dan menyatakan dukungan penuh agar Papua Nugini dapat segera bergabung sebagai anggota ASEAN.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Kabinet, Bapak Teddy Indra Wijaya, setelah mendampingi Presiden Prabowo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, pada hari Senin (26/5/2025).

"Presiden Prabowo secara aktif mengusulkan dan mendukung penuh upaya agar Papua Nugini dapat menjadi bagian dari keluarga besar ASEAN," tegas Bapak Teddy, seperti yang dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden pada hari Senin (26/5/2025).

Saat ini, ASEAN terdiri dari 10 negara anggota yang solid, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sementara itu, Timor Leste telah memperoleh status sebagai pengamat dan dijadwalkan untuk secara resmi menjadi anggota ke-11 ASEAN pada bulan Oktober 2025 mendatang.

Bapak Teddy menjelaskan bahwa dalam sesi pleno yang membahas topik strategis terkait langkah ASEAN ke depan, Presiden Prabowo dengan tegas menekankan pentingnya memperkuat solidaritas di antara negara-negara anggota, menjaga stabilitas kawasan secara keseluruhan, serta meningkatkan pengaruh ASEAN dalam dinamika peta internasional. Terlebih lagi, total populasi anggota ASEAN hampir setara dengan jumlah penduduk di seluruh benua Eropa.

"Dengan total populasi anggota ASEAN yang diperkirakan akan mencapai sekitar 700 juta jiwa pada tahun 2025, atau hampir setara dengan jumlah penduduk di benua Eropa, ASEAN memiliki posisi sebagai kekuatan yang sangat diperhitungkan di panggung dunia," paparnya.

Oleh karena itu, Presiden Prabowo menyatakan bahwa bergabungnya Papua Nugini ke dalam ASEAN akan memberikan dampak positif yang signifikan dalam memperluas jejaring kerja sama yang ada dan memperkuat ketahanan kawasan secara keseluruhan. Secara geografis, Papua Nugini merupakan negara tetangga yang memiliki perbatasan langsung dengan wilayah timur Indonesia.

"Tidak hanya untuk menjaga stabilitas kawasan di ASEAN, bergabungnya Papua Nugini juga akan membuat ASEAN memiliki pengaruh yang lebih besar dalam percaturan global," pungkas Bapak Teddy.