Megatsunami 300 Meter Ancam Amerika, Siapkah Kita?

Admin

28/05/2025

3
Min Read

Para pakar telah menyampaikan peringatan mengenai potensi megatsunami, sebuah gelombang raksasa yang berpotensi menyapu bersih wilayah Amerika Serikat (AS).

Alaska, Hawaii, dan Pantai Barat AS menghadapi ancaman yang berkelanjutan karena kedekatannya dengan zona rawan bencana, dan wilayah Pantai Barat baru saja menerima peringatan terbaru.

Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa gempa bumi dahsyat dapat terjadi di sepanjang zona subduksi Cascadia, sebuah patahan yang membentang dari Pulau Vancouver Utara hingga Tanjung Mendocino, California.

Para peneliti dari Virginia Tech menemukan bahwa potensi gempa bumi yang dahsyat, ditambah dengan kenaikan permukaan air laut, dapat memicu tsunami besar yang berdampak paling parah pada penduduk dan properti di California Utara, Oregon utara, dan Washington selatan.

Seperti yang dilansir dari New York Post, megatsunami adalah gelombang dahsyat yang disebabkan oleh perpindahan air laut, yang dapat dipicu oleh gempa bumi, tanah longsor, atau letusan gunung berapi.

Para ahli menekankan bahwa garis patahan tersebut memiliki peluang sebesar 15% untuk memicu gempa dengan kekuatan magnitudo 8,0 atau lebih dalam 50 tahun mendatang, yang berpotensi menyebabkan daratan pesisir tenggelam hingga 2 meter.

"Perluasan dataran banjir pesisir setelah gempa zona subduksi Cascadia belum pernah diukur sebelumnya, dan dampaknya terhadap penggunaan lahan dapat secara signifikan memperpanjang jangka waktu pemulihan," ujar Tina Dura, penulis utama studi tersebut dan asisten profesor di Departemen Geosains Virginia Tech.

Alaska telah lama menjadi daerah rawan tanah longsor karena medannya yang curam dan seringnya terjadi gempa bumi. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan mencairnya gletser membuat lereng tanah menjadi tidak stabil dan bebatuan mengendur.

Di Hawaii, pulau-pulau vulkanik memiliki catatan panjang tentang tsunami dahsyat yang disebabkan oleh runtuhnya gunung berapi. Sekitar 105 ribu tahun silam, gelombang setinggi 304 meter menghantam pulau Lanai.

Gunung berapi di Hawaii tumbuh karena akumulasi lapisan lava, yang dapat menyebabkan lereng menjadi tidak stabil dan berpotensi runtuh, terutama saat terjadi letusan gunung berapi atau gempa bumi. Hal ini dapat menyebabkan jutaan batu meluncur ke laut, menggusur air, dan menciptakan tsunami raksasa.

Karena gunung berapi di Hawaii masih aktif, ancaman besar masih tetap ada, terutama di sisi tenggara Pulau Besar, tempat gunung berapi yang lebih muda, seperti Mauna Loa dan Kilauea, saat ini aktif. Kilauea telah mengeluarkan lava selama berbulan-bulan, dengan letusan terakhirnya berakhir pada 16 Mei.

Di Pantai Barat, zona subduksi Cascadia menjadi salah satu area seismik paling aktif di Amerika Utara, dan ada kemungkinan besar akan terjadi gempa besar lainnya dalam beberapa dekade mendatang.

Zona subduksi Cascadia adalah bagian dari 'Cincin Api', tempat Lempeng Pasifik bertemu dengan lempeng tektonik lain dan menyebabkan gempa terkuat di dunia serta sebagian besar letusan gunung berapi.

Namun, penulis studi mencatat bahwa gempa dengan kekuatan seismik di atas magnitudo 8,0 belum terjadi di wilayah tersebut sejak 26 Januari 1700.

"Cascadia adalah tempat yang unik. Tidak terlalu padat penduduknya, tetapi sebagian besar muara memiliki komunitas di dalamnya, dan semuanya berada di zona penurunan tanah," kata Dura.

"Sejujurnya, saya pikir penurunan tanah dapat berdampak lebih besar daripada yang terjadi selama gempa besar baru-baru ini di seluruh dunia," pungkasnya.

Video: 20 Tahun Tsunami Aceh Berlalu

Video: 20 Tahun Tsunami Aceh Berlalu