Perkembangan penjualan mobil hybrid dan listrik di Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan. Akan tetapi, fenomena ini berdampak pada penjualan mobil di kelas LCGC (Low Cost Green Car).
Popularitas mobil hybrid dan mobil listrik terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan mobil hybrid hingga April 2025 mencapai 18.462 unit, dengan pangsa pasar sekitar 7,2 persen. Sementara itu, penjualan mobil listrik sedikit lebih tinggi, yaitu 23.952 unit atau sekitar 9,3 persen.
Namun, peningkatan ini ternyata memunculkan dampak pada segmen lain. Segmen Low Cost Green Car (LCGC) menjadi pihak yang paling merasakan imbas dari pertumbuhan tersebut.
"Jadi xEV kita sudah 16 persen lebih, dan ini disebabkan oleh pertumbuhan pasar, sehingga mengambil pangsa pasar mobil konvensional. Yang terpengaruh adalah LCGC dan juga mobil konvensional non-LCGC. Kita melihat adanya penurunan menjadi 83 persen," ungkap Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, beberapa waktu lalu.
Jika diperhatikan, penjualan mobil bermesin konvensional, terutama di segmen LCGC, mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2023, penjualan masih mencapai 204.705 unit, namun pada tahun 2024, jumlahnya menurun menjadi 176.766 unit. Meskipun terjadi penurunan jumlah, pangsa pasarnya relatif stabil.
Pada dasarnya, LCGC merupakan segmen yang cukup berhasil mendorong penjualan mobil di Indonesia. Mobil di segmen ini banyak diminati oleh para pembeli mobil pertama. Akan tetapi, harga LCGC semakin meningkat, bahkan ada yang mencapai Rp 200 juta. Perlu diketahui, kenaikan harga ini tidak serta merta dilakukan oleh pabrikan, melainkan harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perindustrian.
Saat ini, terdapat lima mobil dari tiga pabrikan yang bersaing di segmen LCGC. Kelima model tersebut adalah Toyota Agya, Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Daihatsu Ayla, dan Honda Brio Satya.